Kamis, 03 Februari 2011

Sabtu, 01 Januari 2011

Senin, 04 Januari 2010

TERJATUH DAN TAK BISA BANGKIT LAGI

Kita semua pernah terjatuh sesekali, bukan hanya secara fisik tapi juga secara emosional. Dan membangkitkan diri kita kembali, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Kita tidak membutuhkan bakat khusus untuk menyerah atau berbaring di tengah jalan kehidupan dan berkata, "Aku berhenti!" Faktanya, jalan menuju keputusasaan dan kekecewaan yang kronis berawal dari sebuah hari yang normal yang berakhir dengan timbunan kekecewaan-kekecewaan kecil. Kekecewaan memunyai definisi "gagal untuk memenuhi atau memuaskan harapan dan keinginan", dengan kata lain, ketika kita menentukan diri kita untuk berharap akan sesuatu dan harapan itu tidak terpenuhi, kita menjadi kecewa. Kita merasa tertipu atau dikhianati.

Marilah kita hadapi kenyataan, tidak ada seorang pun dari antara kita yang akan pernah sampai ke tempat di mana kita tidak pernah lagi mengalami kekecewaan. Kita tidak bisa berharap untuk terlindung atau kebal dari setiap hal kecil. Kekecewaan adalah salah satu fakta dari kehidupan yang harus dihadapi oleh semua orang. Sering kali banyak orang membiarkan kekecewaan mereka terus menumpuk dan akhirnya menjadi terpuruk tanpa mengerti apa penyebabnya. Mereka kelihatannya tampak baik-baik saja, tapi sekarang mereka jatuh terbaring di jalan kehidupan tanpa tahu bagaimana terjadinya dan apa sebabnya. Banyak orang tidak menyadari bahwa masalah besar yang menghancurkan mereka ini dimulai sudah lama sebelumnya dengan beberapa kekecewaan kecil yang gagal mereka selesaikan.

Rasa sakit yang mendalam tidak datang begitu saja dari kekecewaan yang besar, seperti ketika kita gagal mendapatkan pekerjaan atau promosi yang kita inginkan. Rasa sakit emosional yang dalam bisa datang dari beberapa gangguan dan frustasi kecil. Itulah mengapa kita perlu tahu bagaimana caranya mengatasi kekecewaan kecil sehari-hari dan memunyai perspektif yang benar terhadap semua itu. Jika tidak, mereka dapat menjadi tidak terkendali dan meledak melebihi batasan.

Contohnya, bayangkan Anda memulai hari Anda dengan rencana dan jadwal di kepala Anda, dan Anda sudah cukup frustrasi dengan itu. Dalam perjalanan Anda ke kantor, jalanan yang macet membuat Anda terlambat. Lalu, ketika Anda akhirnya mulai bekerja, Anda mendengar seseorang di kantor menyebarkan gosip tentang Anda. Anda membuat kopi untuk menenangkan diri Anda, tapi kopinya tak sengaja tertumpah di baju Anda, yang hanya membuat masalahnya semakin rumit karena Anda akan menghadiri pertemuan (meeting) dengan atasan dan Anda tidak punya waktu untuk berganti pakaian!

Menghadapi hal-hal itu satu persatu secara terpisah memang terasa mengganggu, tapi ketika mereka semakin menumpuk, itu akan menjadi tak tertahankan. Lalu, dalam waktu yang hampir bersamaan, Anda mendapat laporan dari dokter tentang sesuatu hal yang tidak Anda harapkan. Dan di puncaknya, tunangan Anda menelpon, mengancam untuk membatalkan pernikahan Anda dengannya walaupun semua undangan telah dikirim! Bagaimana Anda akan menanggapinya? Apakah Anda akan tetap beriman, atau menemukan diri Anda penuh ketakutan dan sedang mengarah menuju kekecewaan dan keputusasaan? Semua kekecewaan dan frustasi kecil terhadap kemacetan, gosip di kantor, dan kopi yang tertumpah telah menjadi sebuah bencana. Dan ketika Anda menghadapi beberapa masalah serius seperti penyakit atau hubungan yang gagal, Anda menemukan diri Anda tidak siap untuk menghadapi semua itu. Jadi Anda terjatuh, menuju ketiadaan pengharapan dan keputusasaan.

Apa yang Anda lakukan saat kekecewaan datang? Saat kekecewaan memberatkan Anda seperti sebuah batu besar, Anda bisa membiarkannya menekan Anda sampai Anda merasa patah semangat, bahkan menjadi benar-benar menyerah, atau Anda bisa menggunakannya sebagai batu loncatan kepada hal-hal yang lebih baik. Belajarlah untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri. Anda bisa melakukannya! Hadapi kekecewaan dan cepatlah membuat penyesuaian yang dibutuhkan untuk menangani situasi itu. Tuhan memunyai hal-hal yang lebih baik untuk Anda, dan Dia akan menolong Anda. Dia mengatakan dalam Ibrani 13:5, "...Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Daripada berkonsentrasi pada semua masalah Anda dan menjadi putus asa, arahkan fokus Anda kepada Tuhan dan renungkan janji-janji-Nya kepada Anda. Anda mungkin telah terjatuh, tapi Anda tidak harus tetap tergeletak. Tuhan selalu siap, mau, dan mampu untuk mengangkat Anda kembali. Bangkitlah, walaupun itu berarti Anda membutuhkan waktu dan proses.

Penulis artikel: Joyce Meyer

CINTA YANG TAK BERKESUDAHAN

Ada seorang pria yang memiliki kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati. Apapun dilakukan demi menunjukkan rasa cintanya pada permata hatinya ini. Suatu saat, pria ini berkata kepada kekasihnya, "kekasihku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta, asalkan aku menilai hal itu baik buatmu. Karena aku tidak ingin melihat engkau kecewa dengan pilihanmu yang salah".

Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau melupakan kekasihnya. Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya. Ketika pia ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata," kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka". Tapi kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Akhirnya kalung itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.

Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor. Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini,si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya. Dengan menangis, pria ini berkata," Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu". Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata, "maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?". Dengan penuh cinta kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, "Aku memaafkanmu sejak tadi, Aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan membuatmu celaka". Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia...

SOBAT.. Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN? Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.

Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA. Dan apa yang DIA lakukan? Denga sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA
SOBAT, ingatlah :
Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum...
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa...
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA...
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA....
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan.. PRAISE THE LORD

JALAN DENGAN KEONG

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak, Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf,
Serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap

Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati....

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason"

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati

God Bless You

ADA BAPA MENGEMUDI

Mazmur 23:2-3
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Seorang pembicara, Dr. Wan, menceritakan pengalamannya ketika ia dan seisi keluarganya tinggal di Eropa. Satu kali mereka hendak pergi ke Jerman. Dengan mengendarai mobil tanpa henti siang dan malam, mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk tiba di sana . Mereka sekeluarga pun masuk ke dalam mobil -- dirinya, istrinya, dan anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Anak perempuan kecilnya ini belum pernah bepergian pada malam hari. Malam pertama di dalam mobil, ia ketakutan dengan kegelapan di luar sana .
"Mau kemana kita, papa?"
"Ke rumah paman, di Jerman."
"Papa pernah ke sana ?"
"Belum."
"Papa tahu jalan ke sana ?"
"Mungkin, kita dapat lihat peta."
[Diam sejenak] "Papa tahu cara membaca peta?"
"Ya, kita akan sampai dengan aman."
[Diam lagi] "Dimana kita makan kalau kita lapar nanti?"
"Kita bisa berhenti di restoran di pinggir jalan."
"Papa tahu ada restoran di pinggir jalan?"
"Ya, ada."
"Papa tahu ada dimana?"
"Tidak, tapi kita akan menemukannya."

Dialog yang sama berlangsung beberapa kali dalam malam pertama, dan juga pada malam kedua. Tapi pada malam ketiga, anak perempuannya ini diam. Dr. Wan berpikir mungkin dia telah tertidur. Tapi ketika ia melihat ke cermin, ia melihat anak perempuannya itu masih bangun dan hanya melihat-lihat ke sekeliling dengan tenang. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa anak perempuan kecil ini tidak menanyakan pertanyaan-pertanyaannya lagi.
"Sayang, kamu tahu kemana kita pergi?"
"Jerman, rumah paman."
"Kamu tahu bagaimana kita akan sampai ke sana ?"
"Tidak"
"Terus kenapa kamu tidak bertanya lagi?"
"Karena papa sedang mengemudi."

Jawaban dari anak perempuan kecil berumur 3 tahun ini kemudian menjadi kekuatan dan pertolongan bagi Dr. Wan selama bertahun-tahun, ketika dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan dan ketakutan-ketakutan dalam perjalanannya bersama Tuhan. Ya, Bapa kita sedang mengemudi. Kita mungkin tahu tujuan kita (seperti anak kecil yang tahu mau ke ‘Jerman' tanpa mengerti di mana atau apa itu sebenarnya). Kita tidak tahu jalan ke sana, kita tidak dapat membaca peta, kita tidak tahu apakah kita akan menemukan rumah makan sepanjang perjalanan. Tapi gadis kecil ini tahu hal terpenting, -- Papa sedang mengemudi -- dan dia aman.

Dia tahu papanya akan menyediakan semua yang dia butuhkan. Kenalkah engkau Bapa anda, Gembala Agung, sedang mengemudi hari ini? Apa sikap dan respon anda sebagai seorang penumpang, anak-Nya yang dikasihi-Nya?

Kita mungkin telah menanyakan terlalu banyak pertanyaan sebelumnya, tapi kita dapat menjadi anak kecil itu, belajar menyadari fokus terpenting adalah ‘Papa sedang mengemudi'. Tuhan adalah Bapa bagi anda. Ijinkan IA untuk mengemudikan hidup anda. Maka kekuatiran bukan menjadi milik anda lagi.

Minggu, 25 Oktober 2009

Kata Orang Kristen tentang INJIL BARNABAS...

Akhir-akhir ini banyak kalangan terutama dari kepercayaan non Kristen yang menyerang keempat Injil di Alkitab. Mereka menyebutnya sebagai kitab-kitab yang salah, penuh kontradiktif dsb. Mereka kemudian mengklaim bahwa Injil yang benar adalah Injil Barnabas.
Hal-hal itu membuat banyak kalangan Kristen menjadi bingung dan kemudian mempertanyakan keimanan mereka.
Artikel ini ditulis untuk memberikan wawasan pemahaman dan juga dapat dipakai sebagai apologetika (pembelaan iman) saudara-saudari terhadap golongan yang menyerang keempat Injil di Alkitab bertalian dgn penemuan "Injil Barnabas".

Pengantar:
Injil Barnabas adalah sebuah karya yang mengaku sebagai gambaran kehidupan Yesus oleh muridnya, Barnabas. Dua naskah tertua yang diketahui telah ditetapkan berasal dari akhir abad ke-16, dan masing-masing ditulis dalam bahasa Italia dan dalam bahasa Spanyol; meskipun versi yang bahasa Spanyol yang ada hingga sekarang hanyalah salinan dari abad ke-18. Kitab ini panjangnya lebih kurang sama dengan keempat Injil bersama-sama (naskah bahasa Italia mengandung 222 pasal); dengan bagian yang terbesar pada umumnya memuat kisah tentang pelayanan Yesus, yang pada umumnya mengharmoniskan dari laporan-laporan yang juga ditemukan dalam Injil-injil kanonik. Dalam batas tertentu, tetapi tidak seluruhnya, kitab ini mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen; dan karenanya siapa pengarangnya dan sejarah tekstualnya tetap menjadi kontroversi yang berlanjut.

Asal-usul:
Beberapa peneliti karya ini berpendapat bahwa Injil Barnabas aslinya adalah sebuah karya Italia, karena di dalamnya terdapat ungkapan-ungkapan yang sangat mirip dengan yang digunakan oleh Dante. Selain meminjam dari karya Dante, menurut mereka si penulis juga mengambil pendahuluan dari versi Spanyol untuk mendukung kesimpulan ini. Para peneliti lainnya mencatat serangkaian persamaan tekstual antara ayat-ayat Injil Barnabas, dan berbagai teks lainnya dari sejumlah harmoni dari keempat Injil kanonik bahasa sehari-hari dari akhir Abad Pertengahan (dalam bahasa Inggris Pertengahan dan bahasa Belanda Pertengahan, tetapi khususnya dalam bahasa Italia Pertengahan); yang semuanya diperkirakan berasal dari sebuah versi Diatessaron karya Tatian (Jan Joosten, "The Gospel of Barnabas and the Diatessaron," Harvard Theological Review 95.1 (2002): 73-96). Hal ini pun akan mendukung pendapat bahwa karya ini aslinya dari Italia.

Para peneliti lainnya berpendapat bahwa versi bahasa Spanyol yang lebih dulu terbit. Menurut mereka, klaim dalam bagian pendahuluan versi bahasa Spanyol bahwa karya itu didasarkan pada sebuah sumber dalam bahasa Italia dimaksudkan untuk mengangkat kredibilitas karya tersebut dengan menghubungkannya dengan Perpustakaan Kepausan. Para peneliti ini mencatat paralel dengan serangkaian karya pemalsuan Morisco, prasasti-prasasti Sacromonte dari Granada, yang berasal dari tahun 1590-an; atau penulisan ulang Morisco atas tradisi-tradisi Kristen dan Islam, yang dihasilkan setelah mereka diusir dari Spanyol (G.A.Wiegers, "Muhammad as the Messiah: A comparison of the polemical works of Juan Alonso with the Gospel of Barnabas", Leiden, Bibliotheca Orientalis, LII, no 3/4, April-Juni 1995, hlm.245-292).

Manuskrip Spanyol yang diklaim ditulis di Istanbul, dan manuskrip Italia yang selamat mempunyai beberapa ciri Turki; jadi, apakah bahasa aslinya bahasa Spanyol atau Italia – Istanbul dianggap oleh kebanyakan peneliti sebagai tempat asal teks yang sekarang. Pandangan ini telah menambahkan kredibilitas, dalam arti bahwa banyak teks kuno Kristen dan patristik mungkin masih ditemukan, pada abad ke-16, dalam perpustakaan-perpustakaan Yunani di Istanbul - Konstantinopel kuno – dan bahwa kota itu memiliki sejumlah komunitas yang cukup besar yang berbahasa Yunani, Italia dan Spanyol.

FAKTA UTAMA KEPALSUAN Injil Barnabas: Injil ini mengatakan bahwa Yesus bukan Allah ataupun Anak Allah.
Menurut Injil Barnabas, Yesus meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:
dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: "Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah" (53:6)
dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya." (69:6)
Yesus menjawab: "Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?" Petrus menjawab: "Engkau adalah Kristus, anak Allah". Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: "Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa" (70:1)
Yesus berkata lagi: "Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dari semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dari seorang perempuan, takluk kepada penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami penderitaan yang sama." (94:1)
Kemudian imam itu menjawab, dengan gubernur dan raja: "Jangan sesali dirimu, O Yesus, yang kudus dari Allah, karena di masa kita pemisahan ini tidak akan ada lagi, karena kami akan menulis kepada senat Romawi yang suci dengan cara yang sedemikian bijaksana sehingga dengan dekrit kaisar tak seorangpun akan menyebut engkau Allah atau anak Allah." Kemudian Yesus berkata: "Kata-katamu tidak menghibur aku, karena ketika engkau mengharapkan terang, kegelapanlah yang akan datang; tetapi penghiburanku terdapat dalam kedatangan sang Utusan, yang akan menghancurkan setiap pandangan yang salah tentang aku, dan imannya akan menyebar dan akan menguasai seluruh dunia, karena demikianlah yang telah Allah janjikan kepada Abraham bapak kita." (97:1)

Padahal FAKTA sebenarnya sesuai dengan keyakinan iman Kristiani yang tertulis dalam Alkitab, Yesus Kristus adalah Allah, sebagaimana tertulis dalam Alkitab.
Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Roma 9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
Yohanes 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"


FAKTA-FAKTA LAIN KEPALSUAN Injil Barnabas:
Injil Barnabas mengandung sejumlah anakronisme serta ketidakselarasan historis yang jelas:
* Injil Barnabas mengatakan bahwa Yesus berlayar menyeberangi Laut Galilea ke Nazaret – yang sesungguhnya berada di darat; dan dari situ "naik" ke Kapernaum – yang sesungguhnya berada di tepi danau (pasal 20-21);

* Yesus dikatakan lahir pada masa pemerintahan Pontius Pilatus, yang dimulai setelah tahun 26 M. Padahal Yesus sesungguhnya lahir pada masa pemerintahan Raja Herodes Agung (Matius 2:1).

* Barnabas tampaknya tidak menyadari bahwa 'Kristus' dan 'Mesias' adalah terjemahan dari kata yang sama (christos); ia menggambarkan Yesus sebagai "Yesus Kristus" namun mengklaim bahwa 'Yesus mengaku dan mengatakan kebenarannya, "Aku bukanlah Sang Mesias"' (ps. 42).

* Dalam kitab ini, dikatakan bahwa Tahun Yobel dirayakan setiap 100 tahun. Padahal berdasarkan fakta sejarah: Dalam kitab Taurat Yahudi, tahun Yobel dirayakan setiap 50 tahun sekali. Baru setelah masa Paus Bonifatius VIII (1300 M), dideklarasikan bahwa tahun Yobel dilakukan setiap 100 tahun.
Artinya, kitab ini ditulis dalam rentang waktu sangat jauh setelah kebangkitan Kristus (yaitu sesudah tahun 1300 M). Tidak mungkin ini ditulis oleh seorang yang mengaku hidup bersama-sama Yesus Kristus. Karena orang yang hidup sezaman dgn Yesus maupun sesudahnya (kisaran abad 1) pasti mengetahui dengan pasti bahwa peringatan tahun Yobel adalah dirayakan setiap 50 tahun sekali.

* Adam dan Hawa memakan buah apel (ps. 40); sementara asosiasi tradisional antara buah Pohon Pengetahuan Hal Yang Baik dan Jahat (Kejadian 2) dengan buah apel disebabkan oleh penerjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Latin, di mana 'apel' maupun 'kejahatan' sama-sama diterjemahkan dengan kata 'malum'.

* Injil ini berbicara tentang anggur yang disimpan di tong-tong kayu – sebuah ciri khas daerah Gaul dan Italia Utara (pasal 152); sementara anggur di Palestina pada abad ke-1 disimpan di kantong-kantong kulit dan bejana (Amphorae). Pedunculate atau Eik Inggris (quercus robur) tidak tumbuh di Palestina; dan jenis-jenis kayu yang lain tidak cukup memiliki jalinan yang cukup ketat terhadap udara untuk digunakan sebagai kotak tong-tong anggur.

Kis 20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.

Tuhan Yesus Memberkati,